
[TINTA PERGERAKAN | JURNAL PEREMPUAN]
Salam Perjuangan !
Hidup Mahasiswa !
Hidup Rakyat Indonesia !
.
Hallo Saintis Muda !
.
Generasi Tinta Pergerakan menghadirkan Jurnal Perempuan yang merupakan salah satu bentuk kontribusi pers berupa informasi terkini seputar materi Pemberdayaan Perempuan. Kali ini akan mengulas “Di balik seorang tokoh, selalu tersembunyi peran dua perempuan, yaitu ibu dan istri.” Enjoy reading !!!
.
Hasri Ainun Habibie atau lebih popular dengan Ainun Habibie memiliki nama asli Hasri Ainun Besari. Hasri Ainun adalah nama dari bahasa Arab yang berarti seorang anak yang memiliki mata yang indah. Ainun merupakan anak keempat dari delapan bersaudara dari orang tua bernama H.Mohammad Besari. Ia dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 11 Agustus 1937.
.
Ainun menyelesaikan pendidikan dasarnya di Bandung. Ia melanjutkan pendidikan di SLTP dan SLTA yang juga di Bkota yang sama. Sekolahnya di LSTP bersebelahan dengan sekolah B.J. Habibie yang kemudian menjadi suaminya. Bahkan saat di LSTA mereka belajar di sekolah yang sama. Hanya saja Habibie menjadi kakak kelasnya. Setelah menamatkan pendidikan SLTA, ia merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan. Ainun mengambil Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia, Jakarta. Ia lulus sebagai dokter pada tahun 1961.Berbekal ijazah kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut, Ainun Habibie diterima bekerja di rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Di RSCM Ainun bekerja di bagian perawatan anak-anak.(1/6)7h
Ternyata cinta Ainun dan Hanibie sudah bersemi sejak mereka remaja. Habibie dan Ainun berpisah cukup lama setelah lulus SMA, Habibie melanjutkan pendidikan nya ke ITB Bandung, namun tak sempat selesai Habibie dikirimkan oleh orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan nya diluar negri. Ia masuk ke universitas Technische Hochscheule di kota Achen, Jerman.
.
Ainun disunting oleh BJ Habibie menjadi istrinya pada tanggal 12 Mei 1962. Mereka menghabiskan bulan madu di tiga kota. Kaliurang, Yogyakarta, dilanjutkan ke Bali lalu diakhiri di Ujung Pandang, daerah asal B. J. Habibie. Dari pernikahan ini mereka dikaruniai dua orang putra; llham Akbar dan Thareq Kemal dan enam orang cucu. Namun demikian dalam penganugerahan gelar Doktor kehormatan kepadanya oleh Universitas Indonesia, Habibie mengatakan kalau ia punya cucu ribuan jumlahnya: “Saya mau garis bawahi. Di usia saya yang 74 tahun ini, anak biologis saya cuma dua. Cucu biologis saya hanya enam. Tetapi anak cucu intelektual saya ribuan jumlahnya.” Tentu saja yang dimaksudkan Habibie adalah mahasiswanya yang tersebar di berbagai belahan dunia.
.
Setelah menikah Ainun ikut dengan Habibie yang harus menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Jerman. Kehidupan awal di sana dilalui dengan perjuangan yang luar biasa. Setidaknya ia harus bersabar dengan pendapatan yang teramat kecil dari beasiswaHabibie. Namun dengan tekun dan sabar ia tetap menyertai Habibie. Bahkan untuk menghemat ia menjahit sendiri keperluan pakaian bayi yang dikandungnya. Dan disanalah ia mengandung dua putranya, melahirkan dan mebesarkannya.
.
Ainun adalah seorang ibu yang sangat bertanggung jawab dalam mebesarkan anak-anaknya. Sejak kecil ia membiasakan anakuntuk mengembangkan kepribadian mereka sendiri. Ia membebaskan anak-anak untuk berani bertanya tentang hal yang tidak diketahuinya. Dan Ainun akan memberikan jawaban jika ia mampu atau ia akan meminta Habibie jika tidak mampu. Hal ini tentu saja karena ia sadar kalau anak-anak sejak kecil harus dibangun keingintahuan dan kreatifitasnya.
.
Selain itu Ainun juga membiasakan anaknya hidup sederhana. Uang jajan diberikan pas untuk satu minggu.
Dengan demikian si anak memiliki kebebasan untuk memilih jajanan yang mereka sukai., dan mengelola uang mereka sendiri. Anak-anak Ainun tumbuh sebagai anak yang menghargai kesederhanaan itu. Pernah mereka harus bolak-balik dari satu toko ke toko lain untuk mendapatkan harga yang pas sebelum membeli suatu barang.
.
Dalam acara Penganugerahan gelar doktor honoris causa (Dr HC) dari UI, Habibie mengungkapkan sebuah kalimat yang menceriminkan bagaimana peran Ainun di belakang kesuksesannya. “”Di balik seorang tokoh, selalu tersembunyi peran dua perempuan, yaitu ibu dan istri,” Oleh sebab itu pula dalam sambutannya Habibie mempersembahkan gelar tersebut untuk istrinya. “Saya juga menerima penghargaan ini atas nama keluarga, anak-anak dan cucu-cucu saya, khususnya istri saya yang terus mendampingi saya dengan tulus dan ikhlas, sehingga saya menjadi hamba Allah seperti sekarang ini.”
.
Dalam acara Penganugerahan gelar doktor honoris causa (Dr HC) dari UI, Habibie mengungkapkan sebuah kalimat yang menceriminkan bagaimana peran Ainun di belakang kesuksesannya. “”Di balik seorang tokoh, selalu tersembunyi peran dua perempuan, yaitu ibu dan istri,” Oleh sebab itu pula dalam sambutannya Habibie mempersembahkan gelar tersebut untuk istrinya. “Saya juga menerima penghargaan ini atas nama keluarga, anak-anak dan cucu-cucu saya, khususnya istri saya yang terus mendampingi saya dengan tulus dan ikhlas, sehingga saya menjadi hamba Allah seperti sekarang ini.”
.
Ainun memang mendampingi Habibie dalam segala hal. Saat mula-mula Habibie menjadi tekhnokrat, ia menjadi sosok yang mengatur Habibie di belakang layar. Misalnya, ia yang selalu mengingatkan Habibie dalam masalah waktu kerja. Ketika jam telah menunjukkan pukul 22.00, Ainun menelpon Habibie dan mengingatkannya agar menjaga kesehatan. Habibie terkadang meminta stafnya menjawab kalau ia sudah di lift hendak pulang. Padahal ia terus duduk di belakang meja kerjanya. Ainun juga menjadi pengingat waktu saat Habibie memberikan kuliah atau ceramah. Kita tahu kalau Habibie yang memberi kuliah ia sering lupa waktu. Memeng secara isi materi tidak ada masalah, sebab semua orang akan senang.

Namun hal ini dapat mengganggu jadwal acara yang lain yang mengikutinya. Nah, Ainun dengan cara tertentu akan memberikan isyarat kalau habibie sudah harus berhenti. Setelaha melihat Isyarat Ainun, Habibie akan mengatakan: “Saya akhiri ceramah ini, saya sudah diperingatkan oleh Ainun.” Sungguh, sebuah penghargaan yang jujur dan menyentuh hati.
.
Pada 23 Mei 1998 Ainun menjadi menjadi Ibu Negara setelah B. J. Habibie dilantik sebagai presiden Negera Kesatuan Republik Indonesia yang ketiga menggantikan Presiden Soeharto yang mengundurkan diri karena desakan masyarakat pada awal reformasi. Tidak lama memang, hanya setahun lebih sedikit, setelah Habibie tidak bersedia untuk mengikuti pemilihan kepemimpinan karena laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh DPR/MPR yang saat itu diangap –mengutip Almarhum Gusdur- seperti anak TK. Meskipun secara konstitusi ia dibenarkan menjadi calon presiden, namun secara nurani dan moralitas Habibie merasa tidak nyaman. Selama itu pula Ainun menjadi seorang inspirator untuk sang presiden.

.
Ainun memiliki kepedulian yang besar dalam kegiatan sosial. Ia mendirikan dan terlibat dalam beberapa yayasan, seperti Bank Mata untuk penyantun mata tunanetra. Ia bahkan masih menjadi sebagai Ketua Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI) pada saat Habibie tidak lagi menajadi Pejabat. Dalam usaha memperkenalkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat Indoensia, Ainun pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pendiri Yayasan SDM Iptek, Selain itu ia mendirikan Yayasan Beasiswa Orbit (Yayasan amal abadi-orang tua bimbingan terpadu) dengan cabang di seluruh Indonesia. Ainun juga memprakarsai penerbitan majalah teknologi anak-anak Orbit.
.
Habibie dan Ainun memang bukan ahli agama. Namun tidak ada yang menolak kalau dikatakan keluarga ini adalah keluarga yang religius. Perhatian pada agama dan religiusitas tersebut bukan hanya dalam ranah pribadi, namun juga dalam ranah sosial yang lebih besar dan luas. Habibie pada masa Soeharto berhasil membangun sebuah komunikasi diantara para sarcana muslim sehingga berkumpul dalam Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI).7hReply
Salah satu produk besar ICMI adalah Bank Muamalat Indonesia, yang konon katanya salah satu diantara bank yang tidak bangkrut pada saat indonesia dilanda resesi. BMI pula yang menjadi inspirasi awal lahirnya bank syariah sebagai bagian dalam bank-bank konvensional yang ada di Indonesia saat ini.
.
Ibu Ainun juga paling hobi jogging. Hampir setiap hari di Jerman ia melakukan Jogging. Bahkan terkadang tidak peduli panas dingin. Namun hobi Jogging tersebut hanya dilakukan Ainun saat berada di Jerman. Jika di Indonesia Ainun hanya fitnes atau lari di atas treadmill. Hal ini disebabkan Ainun sensitif dengan debu, mungkin kena sinus.Berbagai kiprah selama hidup bersama Habibie, membuat Habibie menempatkan Ainun sebagai orang yang sangat dekat di hatinya.
.
Wujud cinta ini juga terlihat saat Ainun sudah terbaring di rumah sakit. Selama hampir tiga bulan ini Habibie dikabarkan tidak beranjak dari sisi istrinya. Sejak masuk rumah sakit pada tanggal 24 Maret 2010 silam Habibie memberikan perhatian dan menunjukkan cinta kepada ibu dari anak-anaknya itu. Tentu saja ini terjadi karena Habibie dan Ainun telah banyak melewati berbagai perjuangan dalam menempuh hidup ini. Perjuangan tersebut telah memupuk cinta mereka begitu kuat dan terasa takkan terpisahkan. Selama di rumah sakit juga Habibie menuntun istrinya untuk shalat.Hanya sampai di rumah sakit? Ternyata tidak.!Dalam proses penantian pengurusan administrasi sebelum jenazah diterbangkan ke tanah airpun Habibie masih mendampingi istrinya. Dalam pesawat beliau masih dekat dengan jenazah almarhumah. Saat tiba di tanah air jenazah diturunkan dari pesawat, beliau masih mendampingi peti jenazah tersebut. Ainun wafat dalam usia 72 tahun, setelah 45 tahun hidup bersama Habibie.
Sumber : https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/sehatihsan/revisi-biografi-ibu-bangsa-hasri-ainun-habibie_54fd653ea33311791550fe10
.
Semoga dengan hadirnya Jurnal Perempuan ini dapat meningkatkan kesadaran kita betapa pentingnya memperhatikan masalah sosial di lingkungan sekitar. Jangan lupa nantikan informasi terkini seputar Pemberdayaan Perempuan selanjutnya karena kami akan hadir sekali dua minggu di setiap Rabu ✌
.
.
.
#BEMFMIPAUNRI
#TintaPergerakan
#SaintisMudaBerkarya
#JurnalPerempuan
.
Gubernur Mahasiswa : Fitrah Agra Nugraha
Wakil Gubernur Mahasiswa : Deni Rizaldi
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
BEM FMIPA UNRI 2019