
[TINTA PERGERAKAN | RILIS AKSI MAHASISWA : KARLAHUT RIAU SIAPAKAH DALANGNYA?] . . “Desak Pemerintah Selesaikan Karlahut, Mahasiswa Unri Sambangi Gedung Gubernur Provinsi Riau”
.
Pekanbaru (06/08/2019) — Lama sudah Provinsi Riau dilanda Kebakaran Lahan dan Hutan, sejak 22 tahun terakhir Kebakaran Lahan dan Hutan atau Karlahut marak terjadi. Dari bulan Januari hingga Juli 2019 tercatat 4.258 titik panas, 2.087 titik diantaranya berada dikawasan konsesi dan KHG (Kesatuan Hidrologis Gambut).
.
Dengan ini, BEM Universitas Riau mengkomandoi Aksi pada Senin (05/08/2019) siang. Diawali dengan Penjemputan masa aksi se-lingkungan Universitas Riau dan langsung menuju Gedung Gubernur Provinsi Riau. Daniel Ahmadian, selaku koordinator lapangan aksi kali ini memberikan intruksi untuk para masa aksi wanita yang sudah membentuk barisan depan agar tidak terjadinya aksi saling dorong antara aparat dan mahasiswa, juga sebagai pembordir untuk maju sedikit demi sedikit karena benteng awal aparat merupakan Polwan. Seperti biasanya, masa aksi tidak akan diberikan izin masuk hingga membuat Daniel menyerukan untuk masuk secara damai ke dalam Gedung Gubernur Provinsi Riau. “Izinkan kami masuk. Kami ingin bertemu dengan Gubernur Provinsi Riau, kami ingin bertemu Ayahanda kami. Dalam setiap satu menit kami akan melangkah, jangan biarkan kami mahasiswa Universitas Riau masuk ke Gedung Gubernur Provinsi Riau dengan cara yang tidak benar, masuk dengan cara paksa. Kami datang secara baik-baik, sambutlah kami dengan baik-baik. Niat kami baik, niat kami untuk masyarakat riau, niat kami untuk Provinsi Riau untuk kemajuan Provinsi Riau”, ujar Daniel.
Syafrul Ardi, selaku Presiden Mahasiswa Universitas Riau melakukan diskusi dengan pihak terkait agar mengizinkan Mahasiswa masuk karena sudah menunjukkan waktu Ashar, setelah berkonsolidasi, akhirnya masa aksi diizinkan untuk sholat di mushola Gedung Gubernur Provinsi Riau. Setelah sholat, masa aksi melanjutkan aksinya di depan Gedung Gubernur dan menyampaikan orasi-orasinya.
.
Deni Rizaldi, selaku Wakil Gubernur BEM FMIPA, menyampaikan bahwa kami berkumpul untuk menuntut apa-apa yang telah dijanjikan.
Selama 22 tahun yang setiap tahunnya permasalahan asap menyerang negeri kita ini. Waktu 22 tahun bukan lah waktu yang sebentar, waktu 22 tahun adalah waktu yang lama untuk mengungkap siapakah dalang Karlahut di Riau ini. “Kami tidak ingin generasi penerus kami yang seterusnya akan memperjuangkan perjuangan ini masih berkelanjutan dengan masalah asap ini. Untuk itu Pemerintah, kami mohon Pemerintah. Selesaikan permasalahan ini dengan cepat dan sejujur-jujurnya”, ujar Deny.
.
Fitri Susanti, salah satu mahasiswa Akutansi menjadi satu satunya wanita yang menyampaikan orasi di depan masa aksi, dengan penuh amarah, ia menyampaikan orasinya karena Wakil Gubernur Provinsi Riau tak kunjung turun menghadap masa aksi. Ia menyinggung tentang perayaan ulang tahun Provinsi Riau yang ke 62 tahun dengan tema “Riau Hijau Bermartabat”, sedangkan tema tersebut bertolak belakang dengan keadaan Riau saat ini. Bukan Riau Hijau Bermartabat yang didapatkan pada saat perayaan ulang Tahun ke 62 Provinsi Riau tetapi malah asam pekat yang kembali datang menghampiri masyarakat Riau. “Tidak malukah slogan yang telah bapak buat? Riau hijau? Hutan riau terbakar Bapak, malu kita Bapak. Riau Hijau Bermartabat? 22 tahun sudah pak kebakaran terus terjadi?Dimana Riau Hijau bermartabat itu?”, ujar Fitri dalam orasinya.
.
Tak sampai disitu, ia juga menyinggung masalah para Polisi Wanita yang juga menggunakan masker yang menandakan bahwa mereka juga sesak akibat asap dari Karlahut. “Haruskah kami keluar dari pagi sampai kembali menggunakan masker bapak?. Kami tidak sanggup menggunakan masker terus terusan Bapak, kami ingin menghirup udara segar yang katanya Riau Hijau Bermartabat ini Bapak. Ayo Bapak! temui kami, putra – putri Bapak ini. Tunjukkan bahwa memang Riau Hijau Bermartabat bukan hanya slogan dan motto saja”, tutupnya diakhir orasi. .
Setelah dilakukannya diskusi, akhirnya perwakilan masa aksi tersebut keluar gedung dengan membawa Wakil Gubernur ikut serta turun.
Atas keresahan yang dirasakan oleh masyarakat Riau dan kaum intelektual terkait kasus kebakaran hutan pada tahun 2019 hingga saat ini, bahwa masih lemahnya peran pemerintah dalam memberantas pelaku pembakaran hutan dan lahan di Riau.
.
Syafrul Ardi, selaku Presiden Mahasiswa BEM Universitas Riau, membacakan Tuntutan terhadap Gubernur Riau sebagai Pimpinan Tertinggi di Riau dan mempunyai Wewenang. Keenam Tuntutan tersebut yaitu:
1. Menuntut Gubernur Riau untuk menyelesaikan Karlahut dalam 7 hari kerja.
2. Menuntut Gubernur Riau untuk mengungkap Aktor Intelektual berdasi atau Porporasi paling lambat 3 hari kerja.
3. Menuntut Gubernur Riau adakan dialog terbuka antar Satgas Karlahut dengan Mahasiswa Universitas Riau serta melibatkan Mahasiswa dalam proses Satgas Karlahut.
4. Hentikan diskriminasi hukum pada masyarakat bawah, kaum buruh yang diduga membakar lahan.
5. Menuntut Pemerintah untuk mencabut izin Perusahaan untuk membakar lahan.
6. Menuntut Pemerintah Daerah dan Pusat untuk membentuk Tim Gabungan mencari fakta Karlahut Riau. .
Setelah membacakan semua Tuntutan, Syafrul Ardi meminta Bapak Wakil Gubernur Riau menandatangani surat Tuntutan, namun Wakil Gubernur Riau tidak bisa menandatangani karena didalam surat tertulis nama Bapak Gubernur Riau dan menurutnya ia tak memiliki hak untuk menandatangani surat tersebut. Akhirnya Wakil Gubernur Riau memberikan Disposisi sebagai tanda bahwa surat tersebut telah diketahuinya. ( SNSN/MS)
.
.
.
#BEMFMIPAUNRI
#TintaPergerakan
#SaintisMudaBerkarya
#KarlahutRiau
#DiskusiLingkungan
#RilisAksiKarlahutRiauSiapakahDalangnya
.
Gubernur Mahasiswa : Fitrah Agra Nugraha
Wakil Gubernur Mahasiswa : Deni Rizaldi
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
DINAS ADVOKASI DAN KESEJAHTERAAN MAHASISWA
BEM FMIPA UNRI 2019